40. Gerimis Membawanya Kembali
Dua hari berselang, sepuluh menit yang lalu sepasang pelanggan yang duduk di dekat pintu itu akhirnya beranjak pergi. Belum terlihat lagi pelanggan yang datang sejak kedua orang itu pergi. Gerimis diluar sana, membuat udara sekitar kian terasa dingin.
Tak seperti biasanya, Nivea yang sedari tadi masih berdiri di balik meja pemesanan, terlihat cukup bekerja keras menahan rasa kantuk. Beberapa kali dirinya sudah menguap. Dia lantas menarik kursi di belakang etalase rotinya kemudian duduk disana. Dengan bersedekap dada, dalam hitungan detik matanya terpejam. Nivea ketiduran.
"Nona! Hei.. kau tidur siang disini, nona? Nivea!" lelaki itu menaikkan volume suaranya saat menyebut nama Nivea. Dan itu berhasil membuat Nivea terbangun sekaligus terkejut.
"Kau? Apa... apa aku sedang bermimpi?" seraya menoleh ke kanan dan kirinya kemudian bangkit dari kursinya.
Gerimis telah membawa lelaki itu kembali ke hadapannya.
Lelaki itu pun tertawa melihat ekspresi wajah bodoh yang ditampilkan Nivea, "Hahaha.. Ya, kau bermimpi di siang hari!"
Nivea pun menghela nafas, "Aku sangat senang melihatmu. Duduklah! Aku akan membawakan roti dan teh hangat untukmu."
Matias segera bergeser untuk memilih mejanya disana. Lalu duduk sambil bertopang dagu memandangi gerimis yang belum juga usai.
"Apa yang kau lihat diluar sana?"
"Tak ada. Hanya... gerimis yang turun."