Beberapa jam hari ini telah terlewati. Teriknya matahari siang, tak memudarkan semangat Nivea untuk terus melayani pelanggan toko rotinya dengan sebaik mungkin. Dengan gaun bernuansa biru langit, dirinya tampak sangat cerah. Lengkungan di sudut bibir yang diciptakannya beberapa kali saat berhadapan dengan pelanggan, membuat keelokan wajahnya kian terpancar.
Hingga akhirnya saat seorang pelanggan wanita berlalu pergi meninggalkan tokonya, dari jauh Nivea menangkap kehadiran lelaki berjas abu-abu itu sedang berjalan mengarah ke tokonya. Dia yang seorang diri di balik meja pemesanan, secepatnya berlari ke belakang dan menghampiri Seri disana.
"Seri! Kalau dia mencariku, katakan padanya aku tidak datang kemari."
"Hah? Siapa nona?"
"Cepat! Kau ke depan sekarang!"
Seri yang masih tampak tak mengerti dengan ucapan nonanya, langsung melangkah cepat ke belakang meja pemesanan. Lagi-lagi gadis itu terkejut, mendapati Matias yang sudah berdiri di hadapannya. Kini dia mengerti maksud ucapan Nivea.
"Ah, selamat siang tuan. Maaf, Saya membuat Anda menunggu."
"Tidak masalah nona! Tampaknya... Anda sangat sibuk di dalam sana."
"Benar tuan! Hari ini Anda ingin roti yang mana?"
"Dua roti dengan selai cokelat di dalam."
"Baiklah tuan! Apa Anda ingin duduk disini sekaligus memesan limun?"