"Pohon cherry itu, Martha yang mengurusnya. Dia sangat perhatian pada semua tumbuhan yang ada di sekitar rumah ini. Dia juga menyewa tukang kebun yang handal."
"Ah, dia calon istri yang baik."
"Apa katamu?"
"Hah? Tidak Matias! Hahaha. Maafkan aku. Lalu, apa kau pernah bertemu dengan Rodrigues? Aku sulit menemuinya akhir-akhir ini."
"Tentu aku bertemu dengannya. Beberapa hari yang lalu, aku membawanya ke perkebunan. Dia akan melakukan penelitian terhadap anggur di wilayah ini. Dan aku berusaha membantunya."
"Benarkah? Ah, tampaknya dia cukup sibuk dengan studinya."
"Kakak.. Dimana rotiku?" suara nyaring Martha memecah perbincangan antara dua orang pemuda disana. Gadis itu melangkah dari arah dalam mencari keberadaan kakaknya di halaman depan. "Ah, kau disini Daniel?"
"Oh. Kau Martha. Aku sudah cukup lama tidak berbincang dengan kakakmu, jadi.. Jadi aku kemari. Hahaha. Benar kan, Matias?"
"Hmm. Itu benar! Apa yang kau lakukan disini Martha?"
"Mana roti pesananku?" sebelah tangannya menadah ke hadapan sang kakak.
"Roti? Roti apa? Astaga! Aku benar-benar tidak ingat. Maafkan aku Martha."