"Aku tidak terburu-buru yang mulia baginda raja, aku sudah cukup lama mengenal nona Nivea."
"Benarkah? Anda sudah cukup lama mengenal Saya? Apa Anda bisa memahami banyak kelemahan dan sifat buruk Saya? Meski mengenal, Saya rasa... banyak hal yang belum Anda ketahui tentang diri Saya."
Duke Eduardo menelan ludah mendengarnya, beliau memilih menghentikan semua kekonyolan yang diperbuat Nivea.
"Lebih baik, kami pergi sekarang yang mulia baginda raja. Saya benar-benar memohon maaf untuk semua yang telah diucapkan oleh anak kami."
"Tidak tidak.. Tidak masalah, tuan Eduardo. Mereka masih begitu muda dan memiliki emosi yang sulit mereka kendalikan. Aku yang seharusnya memohon maaf karena sudah membuat anak Anda terkejut dengan lamaran itu."
8. Â Nivea dan Duke Eduardo
Yang mulia baginda raja menghela nafas, "Seharusnya Edmund lebih dulu mendekati gadis itu. Kenapa dia begitu percaya diri, mengatakan hal semacam itu di hadapan kita semua?" Lelaki bertubuh tinggi tegap itu masih saja mondar-mandir di depan istrinya. Kini keduanya sedang berada di ruang baca istana.
"Bisakah kau tenang dulu, Jacob? Sedari tadi ku lihat kau tidak bisa diam. Duduklah!"
Beliau tak menghiraukan ucapan permaisuri dan masih saja mondar-mandir dengan kedua tangannya terkait di belakang.
"Aku sangat menyayangkan sikap nona Nivea. Sebagai seorang raja, sejujurnya harga diriku terluka. Tapi aku, tak boleh melihat hal ini hanya dari satu sisi. Aku harus melihatnya juga, dari sudut pandang gadis itu. Aku mengerti... dia sangat terkejut dengan semua yang disampaikan Edmund. Hanya saja, nona Nivea... Dia tampak tak bisa menahan diri. Dia sungguh tak bisa berbohong, anak itu terlihat sangat jujur. Dengan telak dia menolak saat Edmund mengatakan akan melamarnya."
"Edmund menyukai nona Nivea sejak mereka sama-sama mengikuti latihan memanah tiga tahun lalu."