Baginda raja mempersilahkan keluarga itu menuju meja makan yang berada di bagian tengah istana. Para pelayan istana sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sempurna untuk menjamu tamu istana malam ini. Hingga tiba waktunya mereka menikmati jamuan makan malam itu dengan khidmat. Dan ketika tampaknya semua orang yang ada di meja makan telah selesai dengan makanannya masing-masing, baginda raja mulai membuka perbincangan.
"Apa kalian menikmati suguhan kami, duke Eduardo?"
"Tentu yang mulia, sungguh kehormatan besar bagi kami dapat menikmati suguhan istana malam ini."
"Syukurlah kalau begitu. Aku juga sangat berterima kasih karena kau sekeluarga telah sudi menghadiri undangan dari kami. Dan... aku harus menyampaikan suatu hal yang menyangkut anak-anak kita."
Suasana di meja makan yang super mewah itu tampak mulai menegang. Terlebih Nivea, jantungnya berpacu lebih cepat. Rasanya dia ingin meronta. Gadis itu menelan ludah mendengar kalimat akhir yang diucapkan baginda raja.
"Baiklah baginda raja. Kami akan mendengarkan hal... yang akan Anda sampaikan."
"Edmund, katakanlah sendiri apa yang ingin kau katakan!"
"Hah? Ya, yang mulia?" sang pangeran tersentak kaget ketika ayahnya tiba-tiba saja menodong dirinya untuk berbicara di hadapan semua orang yang ada disana.
"Ayo Edmund, bicaralah!"
Pangeran Edmund menghela nafas dan mulai membuka kalimatnya, "Duke Eduardo, Saya.. Saya menyukai anak gadis Anda."
Hening untuk sekian detik.