“Ini teh Anda, nona.” Seri menyodorkan secangkir teh chamomile di hadapan Nivea yang duduk pada salah satu kursi pelanggan.
“Hmm. Terima kasih Seri.”
“Saya ke dapur, nona. Anda bisa memanggilku jika butuh sesuatu.”
“Hmm.” seraya mengangguk Nivea hanya menjawab singkat.
Nivea menyesap tehnya selagi hangat, sedikit demi sedikit dia menikmatinya. Sambil memandang ke arah jalan yang terhampar luas di balik kaca tembus pandang. Sinar mentari pagi menghangatkan hatinya. Kini Nivea telah siap melanjutkan harinya, meski tampaknya keramaian diluar sana belum juga tampak seperti biasanya. Hanya beberapa orang saja yang sejak tadi terlihat hilir mudik melintas di depan tokonya.
“Aku rasa... hari ini tidak akan ramai, jadi sebaiknya kita tidak terlalu banyak membuat roti. Karena ledakan di jalan Hawkins pagi tadi, mungkin kebanyakan orang memilih untuk tidak keluar rumah.”
“Baiklah nona!" jawab Seri dibarengi dengan anggukan dua orang pekerja lainnya.
Kemudian mereka pun mengerjakan tugasnya masing-masing.
“Dimana kau membeli buah berry ini, David?”
“Ah, itu.. Saya membelinya di toko milik tuan Robert, nona. Seperti biasa.”
“Hmm. Aku rasa sekarang kualitas buah miliknya semakin baik. Aku kira... kau membelinya di tempat lain.”