“Ah, baiklah!”
“Temanku sangat menyukai rotimu.”
“Benarkah?”
“Tentu. Saya rasa Anda mengenalnya. Dia kakak kelas Anda di perguruan ketiga.” seraya menerima bungkus roti berwarna cokelat yang diserahkan oleh Nivea.
“Ah, mungkin aku mengenalnya. Ada banyak kakak kelas disana.”
“Dia putra dari count Antonio.”
“Ah.. Hahaha. Ya, aku cukup mengetahuinya.”
“Baiklah, terima kasih nona. Kalau begitu Saya pamit.” lelaki itu kembali membungkuk sebelum beranjak dari hadapan Nivea.
Nivea masih termenung di tempatnya. Tampaknya dia memikirkan seorang kakak kelas yang dimaksud oleh tuan Rodrigues tadi. Tak lama dirinya tersadar dari lamunannya, dia melangkah untuk mengambil sebotol limun di lemarinya. Dan seperti biasa, hanya dengan tangan kosong dia begitu mudah membuka tutup botol beling yang masih tertutup sangat kuat.
Jika orang lain harus membuka tutupnya dengan bantuan alat, tapi tidak dengan Nivea. Tangannya memiliki kekuatan ajaib yang tidak diketahui oleh banyak orang. Dan dia menyadari kemampuan itu sejak berusia tujuh tahun.
Setelah menuang limunnya ke dalam gelas, dia segera meminumnya.