“Bukan itu maksudku bodoh!” jemari sang Kakek menyentil dahi Nivea.
“Aduh! Sakit Kakek.. Baiklah! Kau bisa katakan sekarang apa yang ingin kau sampaikan padaku?”
“Kau... cucuku yang malang.”
“Malang bagaimana? Bisakah kau bicara lebih jelas, Kakek?”
“Kau terlahir sebagai reinkarnasi dari pelayan kerajaan dalam lukisan usang itu. Dia mati membunuh dirinya sendiri, karena terlalu mencintai lelaki yang tidak pernah mau memikirkan dirinya.”
“Jadi, apa maksud Kakek... kelak aku akan mengalami nasib yang sama dengannya?”
“Entahlah! Hanya saja... aku pernah mendengar bahwa Ibu dari pelayan kerajaan itu begitu mengutuk lelaki yang dicintai anaknya. Wanita renta yang bermulut tajam itu bersumpah, jika di kehidupan mendatang lelaki itu terlahir kembali, kejadiannya akan terbalik.”
“Terbalik?”
“Ya, wanita renta itu bersumpah kelak di masa mendatang... lelaki itulah yang akan tergila-gila pada anak gadisnya.”
“Lalu Kakek, menurutmu... apa yang akan terjadi pada hidupku nanti?”
Tubuh sang Kakek perlahan tampak menipis, lenyap menyisakan kepulan asap tipis yang perlahan pun terbang mengikuti arah angin.