Seusai menghadiri perjamuan teh sore tadi, kini Nivea telah kembali ke kediamannya. Dirinya baru saja tiba di depan pintu rumahnya yang megah itu, Seri yang sudah berdiri selama beberapa menit disana akhirnya dapat merasa tenang saat melihat kereta kuda yang membawa nonanya berjalan kian mendekat.
“Ah nona, akhirnya Anda tiba juga.” seraya tangannya membimbing Nivea turun dari atas keretanya.
“Ada apa, Seri? Apa kau menunggu disini sejak tadi?”
Nivea mulai melangkah masuk, tentu diikuti oleh Seri di balik tubuhnya.
“Ya, Saya cukup lama berdiri disana menunggu Anda. Saya ingin menyampaikan bahwa duke Eduardo meminta Anda menemuinya di ruang kerja jika Anda sudah tiba di rumah.”
Langkah Nivea terhenti, membuat Seri terkejut. Gadis bergaun lilac itu membalikkan tubuhnya untuk bertanya pada pelayan pribadinya.
“Apa ada masalah, ketika aku tidak di rumah?”
Seri menggeleng dengan tatapan kosong, “Tidak nona! Saya rasa... ayah Anda.. Beliau ingin berbincang saja dengan Anda.”
“Baiklah, aku akan langsung menemuinya. Dan kau, tolong siapkan saja air hangat untukku mandi.”
“Baik nona.”
Keduanya berpisah beberapa langkah setelahnya. Nivea berbelok ke kanan hendak menghampiri keberadaan sang Ayah di ruang kerjanya sementara Seri tetap lurus melangkah ke bagian belakang dalam rumah.