Mohon tunggu...
Yunita putri
Yunita putri Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Your life is not yours

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerpen: Liebeslied (Ainokanashimi)

22 November 2020   11:10 Diperbarui: 22 November 2020   11:12 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menunjukkan seperti apa wujud orang orang yang di cintainya. Bagaimana perasaan yang begitu dalam namun tak pernah tersampaikan itu mulai melukainya. Bagaimana perlahan lahan kesedihan akan cinta mulai datang kepadanya. Memeluknya seolah tak membiarkannya terlepas dari genggamannya. Rasa cinta yang perlahan mulai berubah menjadi luka. Bagimana sosok Shinagawa Shinerin berusaha bangkit dalam keadaan sekarat. 

Shi terus menekan tuts pianonya. Berusaha mengakhiri segalanya tanpa penyesalan. 

'Ah apakah aku sudah bermain dengan segenap jiwaku? Apakah perasaanku bisa mencapainya? Apa kalimat aku mencintamu akan berbalas? Ah, perasaan ini' 

Ketika ia hampir berada di ujung lagu, darah mulai menetes dari hudungnya. Bersamaan dengan tetesan keringat yang mengucur dari pelipisnya. 

'SHI !' teriak batin orang orang yang mengenalinya ketika menyadari ada darah yang menetes dari hidungnya. 

'gadis ini benar benar berusaha dengan segenap jiwanya, tak peduli apa yang terjadi, ia hanya ingin menyampaikan perasaannya' batin para juri. 

'Shi, kau benar benar mengorbankan seluruh kemampuan dan jiwamu pada lagu ini. Kau benar benar bodoh' batin Muramasa sensei sembari meneteskan air mata. 

'Ah, putriku. Kau benar-benar sudah tumbuh menjadi sosok pianis yang memiliki perasaan yang begitu dalam. Maafkan orang tuamu yang tidak pernah melihatmu ini.' orang tua Shi menangis kala melihat gadis yang sedang berjuang mati matian di panggung itu. 

'Shi, aku tidak kuat mendengarnya. Perasaan ini terlalu kuat untuk ku terima. Tetaplah disini adikku. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan bersamamu'

'hentikan, cukup, tolong berhenti, siapa saja tolong katakan pada gadis itu untuk berhenti. Aku tidak kuat lagi mendengarnya. Perasaan gadis itu yang terpendam begitu lama, kini ia keluarkan semuanya. Cukup. Rasanya begitu menyesakkan. Hentikan suara ini. Aku, aku masih ingin melihatnya bermain piano. Aku benar benar tidak akan memaafkan mu jika kau meneruskan ini Shinagawa Sinerin'

Semua penonton bisa merasakan bahwa permainan yang gadis itu perdengarkan bukanlah untuk memenangkan kompetisi. Ia hanya ingin menyampaikan perasaanya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun