Shi bergegas membalut lukanya dengan perban dan mengganti pakaiannya. Untungnya mimisannya sudah berhenti. Namun sesak napasnya masih terus menghantuinya. Ia kemudian keluar dari kamar mandi dan melihat sosok Takigawa Seiya sedang menunggunya.Â
Mereka duduk di karpet yang ada ditengah ruangan. Masih dengan mengandalkan cahaya remang remang bulan dan lampu tidur yang ada.Â
"Jadi, boleh aku bertanya?" Tanya Shi
"Tentu"
"Apa alasanmu ingin membunuhku?" Shi menatap Seiya sambil meletakkan kepalanya di atas meja.Â
"Balas dendam"Â
"Hm?"
"Adikku bunuh diri setelah kalah pada kompetisi Shibuya tiga tahun yang lalu. Tepat ketika kamu pertama kali tampil sebagai seorang pianis"
"Aku tidak tau itu, maafkan aku"Â
'mengapa kau minta maaf Shi'
"Ia orang yang menjadi juara tiga kala itu"