Setelah selesai melakukan sesi pemotretan juara kompetisi ini, gadis itu berjalan ke belakang panggung. Yang menyambutnya dengan hangat hanyalah para staf penyelenggara kompetisi ini. Sedangkan para peserta lain menatapnya sinis.Â
"Gadis itu"
"Apa apaan dia"
"Pasti ia menyogok juri agar dia jadi pemenang"
"Kemampuannya biasa saja"Â
Gadis itu hanya berjalan menuju ruang ganti dengan tertunduk. Padahal ia sudah menahan diri untuk tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya. Yang ia tunjukkan di kompetisi hari ini adalah setengah dari kemampuan aslinya. Ia hanya berusaha agar tidak menang. Berusaha tidak menarik perhatian para juri.Â
Seseorang menabraknya. Gadis itupun berhenti berjalan. Ia menatap siapa yang menabraknya. Sosok laki laki berambut cokelat dengan mata coklat terang itu menatapnya dalam.Â
"Maaf," kata gadis itu dan ia berusaha berjalan melewatinya.Â
"Tunggu" kata laki laki itu sembari menggenggam pergelangan tangan gadis di sebelahnya. Untungnya mereka berada di lorong yang sepi, sehingga tidak ada yang memperhatikan mereka.Â
"Kau tidak bermain dengan benar" ungkap sosok laki laki itu. Gadis itu menatapnya. Ia sedikit terkejut akan ungkapan sang lelaki itu. Gadis itu kemudian menunduk. Menghela napas sembari menatap tangannya yang di genggam oleh laki laki itu.Â
"Apa maksudmu?" Tanyanya sembari tersenyum.Â