Tidak Bergantung pada Waktu (Wekdal): Kebahagiaan tidak terbatas pada masa lalu, masa kini, atau masa depan. Dengan hidup dalam kesadaran penuh, seseorang dapat menikmati setiap momen tanpa dibayangi oleh penyesalan atau kekhawatiran.
Tidak Bergantung pada Kondisi (Kawontenan):Â Kebahagiaan tidak memerlukan kondisi yang sempurna. Bahkan dalam keterbatasan atau kesulitan, seseorang yang memahami dirinya dapat menemukan kedamaian.
Manfaat Kawruh Jiwa
Ajaran Kawruh Jiwa tidak hanya relevan untuk kehidupan individu tetapi juga memiliki dampak besar dalam membangun hubungan sosial yang harmonis. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Kawruh Jiwa adalah:
Ketenangan Batin:Â Dengan mengenali dan menerima diri sendiri, seseorang dapat mengurangi konflik batin dan kecemasan.
Hubungan yang Lebih Baik dengan Orang Lain:Â Pemahaman diri meningkatkan empati, sehingga hubungan dengan orang lain menjadi lebih harmonis dan saling mendukung.
Keputusan yang Bijaksana:Â Kesadaran diri membantu seseorang mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai yang benar, bukan dorongan ego atau tekanan eksternal.
Kebahagiaan yang Berkelanjutan: Dengan tidak tergantung pada faktor luar, seseorang dapat mencapai kebahagiaan yang tidak mudah goyah oleh perubahan keadaan.
Relevansi di Era Modern
Kawruh Jiwa tetap relevan hingga kini, terutama dalam menghadapi tekanan dunia modern yang sering kali memprioritaskan pencapaian materi dan status sosial. Ajaran ini mengingatkan kita untuk kembali kepada esensi hidup, yaitu pemahaman dan penerimaan diri, yang menjadi dasar untuk mencapai kebahagiaan sejati. Dengan menjalani hidup berdasarkan prinsip Kawruh Jiwa, seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih seimbang, damai, dan bermakna, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungannya.
Pangawikan Pribadi adalah salah satu inti ajaran Ki Ageng Suryomentaram yang berfokus pada pengendalian keinginan atau hasrat manusia yang berlebihan. Ajaran ini bertujuan membantu individu memahami bahwa keinginan yang tidak terkendali sering kali menjadi sumber penderitaan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Dengan mengendalikan keinginan, seseorang dapat mencapai ketenangan batin, keseimbangan hidup, dan kebahagiaan sejati (bedjo).