"Kakek mulai meragukan keputusannya. Dia memikirkan banyak hal, pikirannya runyam. Dia mulai menyalahkan diri sendiri, kenapa dia harus tergesa-gesa melamar nenek, padahal dia bisa saja menunggu sebentar saja. Perilaku kakek berubah seratus delapan puluh derajat, nenek bingung melihat perilaku suaminya, apa yang telah terjadi pada suaminya? Bukankah dulu saat masih menjadi teman dia tidak sependiam ini? Apakah dia melakukan kesalahan? Dan keadaan itu diperburuk lagi ketika kakek akhirnya tahu perasaan Oma yang sebenarnya bahwa Oma sebenarnya juga mencintai kakek."
"Apakah nenek tahu soal itu?"Â
Mira mengangguk, "Tentu saja nenek tahu karena saat mengetahui fakta itu kakek ingin menceraikan nenek."
Aku menelan ludah, tidak menduga itu semua terjadi. "Apakah... apakah kakek pernah menikah dengan Oma? Dan..."
"Dan apa, Rion?" Mira menatap lemah, menunggu kalimatku.
"Apakah kamu cucu kakek dan Oma?"Â
Mira mengangguk pelan.Â
Aku terperanjat, itu berarti aku dan Mira...
"Tidak, itu tidak benar." Linda menggeleng.
Aku dan Mira menatapnya.Â
"Itu hanya setengah dari kebenaran yang terjadi. Semua itu tidak benar, Mira, Rion. Tidak pernah seperti itu kejadiannya."