Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pujawali (Seperti Itu Aku Mencintaimu Sampai Mati)

31 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:50 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : http://kerajinankotamalang.blogspot.com

Dipayungi langit yang mendung, akhirnya mereka berdua tiba di Pura Ratu Gede Sambangan. Kurang lebih setengah jam ia dan ayahnya berjalan menyusuri lereng bukit yang cukup terjal. Telapak kaki Ayu Candrakasih penuh dengan luka goresan semak berduri. Perih di telapak kakinya tidak ia rasakan. Ia lebih mementingkan keselamatan bayi dalam kandungannya. Ia telah bersumpah menjaga buah cintanya itu agar tidak terjadi sesuatu kepadanya.

Cok Raka terlihat sedang berbincang -- bincang dengan pemangku pura. Sementara itu Ayu Candrakasih sedang merapikan kebaya putih yang dipakainya. Ia membersihkan kakinya dengan air yang mengalir di depan pura. Rasa segar air itu mampu menenangkan hati dan pikirannya. Sehingga janin dalam perutnya tidak menendang -- nendang lagi seperti saat ia berjalan tadi.

"Anak pintar..." gumam Ayu sambil tersenyum mengelus -- elus perutnya.

Tak lama kemudian terdengar suara Ajinya memanggil dari dalam pura.

"Iya Aji, sebentar..." jawab Ayu Candrakasih.

***

Proses penyucian diri segera dilakukan. Cok Raka meminta pemangku pura untuk menyucikan putrinya itu. Agar putrinya diberi keselamatan dalam hidupnya. Dan yang lebih penting adalah agar putrinya luluh dan mengaku siapa bapak dari anak yang dikandungnya.

"Silakan duduk disini Ayu, aku akan segera malakukan ritual penyucian diri untukmu."

"Aa... Apa ini Aji? Apa maksud semua ini?" tanya Ayu tidak mengerti.

"Sudahlah duduk saja dan turuti apa kata pemangku. Jangan membantah." jawab Cok Raka dengan wajah tersenyum. Senyum yang dipaksakan.

Ritual itu berjalan lancar. Meski wajah Ayu Candrakasih terlihat murung dan hatinya kecewa, ia akhirnya bisa tersenyum. Pikirannya dipenuhi bayangan wajah anak dalam kandungannya. Ia mengelus -- elus perutnya. Tak lama kemudian terlintas bayangan wajah Anak Agung Oka. Ayu Candrakasih tersenyum bahagia. Pemangku Pura Ratu Gede Sambangan terus merapalkan mantra ritual penyucian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun