Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Paphos (Part 16)

10 Februari 2018   11:55 Diperbarui: 10 Februari 2018   12:40 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajah Pendeta Samad seketika kaget, ia tak menyangka patung Dewa Dhushara lenyap. Wajahnya mendadak pucat pasi.

"Lenyap katamu?"

"Iya Pendeta, diatas altar tidak ada patung Dewa Dhushara, kemanakah patung itu Pendeta? Dan mengapa kau pingsan tadi? Apa yang sedang terjadi padamu Pendeta?"

Pertanyaan bertubi -- tubi dari prajurit penjaga tidak dapat dijawabnya seketika itu juga. Pendeta Samad diliputi rasa cemas dan takut.

Cemas akan kemurkaan Dewa Dhushara dan takut akan kemurkaan para Penduduk Kota Petra. Ia tidak bisa membayangkan kemarahan para penduduk jika mengetahui Dewa mereka telah lenyap.

Dalam kebingungan yang menyerangnya bertubi -- tubi. Pendeta Samad segera memberikan perintah kepada prajurit penjaga.

"Prajurit, rahasiakan kejadian malam ini. Jangan kau ceritakan kepada siapapun. Kau paham?"

"Iya Pendeta, aku paham jalan pikiranmu. Aku tahu kecemasanmu. Kau tidak menginginkan para penduduk marah bukan?"

"Kau benar sekali. Kau memang prajurit yang bisa aku andalkan."

"Terimakasih Pendeta, tapi apakah kita hanya berdiam diri saja membiarkan ini semua? Bagaimana jika keesokan pagi penduduk datang kemari untuk melakukan pemujaan? Apa yang akan terjadi jika Dewa yang akan mereka puja telah hilang?"

"Aku tidak tahu lagi prajurit. Kepalaku terasa berat dan pusing."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun