Suara Yodh yang menggema mulai lenyap. Kediaman Yodh yang musnah terbakar kini berdiri lagi dengan kokoh. Teriakan penduduk berubah menjadi sebuah kesunyian yang diiringi dengan terbenamnya matahari di ufuk barat. Berwarna kemerahan. Merah yang sempurna.
Tiba -- tiba kesunyian itu berubah menjadi suara ricuh. Suara mendesis dari para penduduk. Mereka semua berubah menjadi manusia ular. Sihir Yodh mulai bekerja.
***
Dalam beberapa hari setelah kejadian penyerangan oleh penduduk, suasana di Kota Paphos menjadi semakin mencekam. Hampir seluruh penduduk di kota itu menjelma menjadi manusia ular. Mereka mendesis, menggigit dan menghisap darah mangsanya. Korban berjatuhan.
Namun anehnya, korban itu tidaklah mati. Mereka pingsan untuk sesaat. Setelah itu ia akan bangun kembali. Hidup kembali. Dalam wujud yang berbeda. Tubuh bersisik dan mata seperti mata ular.
Keadaan ini sangat menguntungkan Yodh. Sihir yang ia sebarkan ke seluruh penjuru kota berhasil mempengaruhi para penduduk.
Kini mereka berada dalam kendali Yodh. Kota Paphos berubah menjadi kota penyihir.
Dengan mudahnya Yodh memerintah para penduduk sesuai keinginannya.
Suatu malam, Yodh merapalkan mantra sihirnya. Ia duduk diatas singgasananya. Menegakkan tongkat kayu yang ada dalam genggamannya. Sebuah tongkat kayu berujung lancip yang menyerupai kobaran api. Ujung tongkat itu terbuat dari logam berwarna kemerahan.
Mulutnya bergerak -- gerak. Dari kedua telapak tangannya mengeluarkan kepulan asap yang segera melesat ke udara.
Sementara itu di sebuah rumah penduduk. Seorang pria terbangun dari tidur malamnya setelah kepulan asap putih merasuk kedalam tubuhnya melewati lubang mulutnya yang sedikit terbuka.