Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Paphos (Part 16)

10 Februari 2018   11:55 Diperbarui: 10 Februari 2018   12:40 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka berdua terdiam. Suasana kuil menjadi hening. Angin malam berhembus cukup kencang. Menerbangkan debu -- debu pasir kedalam kuil.

Tiba -- tiba prajurit itu berkata...

"Aku tahu apa yang harus kita lakukan Pendeta."

"Apa? Katakan padaku."

***

Dengan gerakan cepat, lelaki Paphos itu meninggalkan Kota Petra. Ia kini telah keluar dari gerbang utama kota. Ia melenggang bebas sesuka hatinya karena malam itu ia dengan mudah menaklukkan para prajurit penjaga gerbang kota.

Dengan mengucapkan matra sihir yang ia dengar tadi, semua prajurit ambruk tanpa perlawanan sedikitpun. Mereka telah dikuasai sihir Yodh. Para prajurit itu kehilangan kesadarannya.

Kali ini lelaki itu berjalan menuruni bukit. Ia telah berubah dari wujud roh menjadi wujud fisik  semenjak tiba di Kuil Ad Deir.

Lelaki itu berjalan menuju lembah. Ia sengaja mencari tempat yang sepi untuk melepas lelah malam itu. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah lembah di kaki Gunung Hor.

Ia berjalan pelan menyusuri lembah itu. Melewati jalan setapak yang ia temui sepanjang perjalanannya. Rasa lelah mulai menguasai dirinya. Beruntung baginya sebab ia melihat sebuah gua disana.

"Malam ini aku akan beristirahat didalam gua itu. Dan besok aku akan melanjutkan perjalananku kembali ke Kota Paphos." Gumamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun