Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Paphos (Part 16)

10 Februari 2018   11:55 Diperbarui: 10 Februari 2018   12:40 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pekerjaanmu sangat bagus. Aku merasa puas sekali."

Lelaki itu kaget. Ia mencari asal sumber suara itu. dan seketika ia teringat bahwa itu adalah suara majikannya. Yodh si penyihir.

"Terimakasih Tuan Yodh." ucapnya dalam keadaan bersujud.

Kini rasa laparnya berubah menjadi rasa kenyang, pujian dari majikannya membuatnya merasa senang. Hingga lama kelamaan rasa kantuyk mulai menyerangnya.

Lelaki itu tertidur. Ia tidur dengan lelap disebelah tumpukan kayu bakar yang menyala sedikit redup.

***

Malam berganti pagi. Lelaki Paphos berbadan tegap itu terbangun dari tidurnya. Perutnya mulai berbunyi. Menandakan waktunya untuk makan. Ia bergegas mencuci mukanya dengan air yang berada tak jauh dari tempatnya.

Segarnya air sumber itu cukup membuatnya merasa segar kembali. Meskipun rasa lelah masih menyerang dirinya.

Lalu ia berjalan keluar gua dengan merangkak seperti yang ia lakukan semalam.

Matahari bersinar sangat cerah. Menembus lubang gua yang menjadi pintu masuk kedalam gua. Ia menyipitkan kedua matanya karena sinar matahari itu membuatnya silau.

Sesampainya di depan pintu gua, ia berdiri dan menghirup udara segar. Ia menikmati sekali udara itu. Hingga tanpa sadar ada dua pasang mata sedang mengintainya diluar gua. Tak jauh dari tempatnya berdiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun