"Hamba benar -- benar tidak mengerti Yang Mulia, maafkan hamba." ucap Yodh sambil menunduk.
"Prajurit! Lekas panggil Usranat kemari." teriak Ratu Mehnaz geram penuh amarah.
Usranat pun dihadirkan dalam pertemuan besar itu. dan Ratu Mehnaz menyuruhnya untuk menunjukkan apa yang ia ketahui kepada Yodh.
Yodh terbelalak. Ia tak mampu berkata sedikitpun. Mulutnya terkunci.
"Ratu... Itu... Aku..." ucap Yodh terbata -- bata membela diri.
Belum sempat ia melakukan pembelaan terhadap dirinya, Ratu Mehnaz beranjak dari singgasananya. Lalu ia berdiri dan memerintahkan beberapa prajurit untuk meringkusnya.
"Prajurit... Singkirkan Yodh dari Kerajaan Jin. Aku tak mau ada pengkhianat disini. Asingkan dia ke Pulau Siprus." ucap Ratu Mehnaz murka.
"Ratu... Itu bukan kesalahanku. Kau telah salah paham Ratu..." teriak Yodh dengan tangan telah diborgol oleh sebuah kekuatan sihir yang tak mampu ia kendalikan meskipun ia sendiri adalah prajurit terkuat di kerajaan. Prajurit sekaligus tangan kanan Ratu Mehnaz.
"Ratu.... Kau harus mendengarkanku dulu..." teriak Yodh yang makin menjauh dari ruang pertemuan.
Yodh telah pergi. Pertemuan akan segera diakhiri.
"Kepada semua pengikutku, ingatlah baik -- baik hari ini. Jika kalian berani mengkhianatiku, aku tak akan segan -- segan menghukum kalian. Meskipun kalian adalah orang kepercayaanku. Sebab bagiku, hukum harus selalu ditegakkan. Kesalahan Yodh sangat besar dan tidak bisa dimaafkan. Jika gerbang kerajaan terbuka dan berhasil dimasuki oleh bangsa manusia, maka hancurlah kita. Kekuatan bangsa manusia tidak boleh bersentuhan dengan kekuatan bangsa kita. Hanya kekuatan bangsa kitalah yang bisa menembus dan menyatu dengan kekuatan mereka. Itu sudah hukum alam yang tidak terbantahkan." ucap Ratu Mehnaz dengan tegas.