Aya menundukan kepalanya malu-malu mendengar ucapan Erick.
      Erick mengedipkan matanya dengan gaya jenaka pada Aya dan teman-temannya,
      "Menurutku, kalian malah hebat sekali. Mengetahui informasi sebanyak itu hanya dari membaca buku. Aihh... ternyata pepatah yang menyatakan kalau 'buku adalah gudang ilmu dan pelita hidup', sangat benar" Erick terlihat berfikir dengan seksama, "Lain kali, aku pasti tahu apa yang harus aku lakukan bila ada PR sejarah" Erick lalu menatap Rahman, "Kau pasti bisa membantuku mengerjakannya kan?!"
      Rahman hanya bisa melongo mendengar itu,
      "Kok saya, Senior?!" ia pun menunduk pasrah, "Nasib... nasib" keluhnya.
      Aya, Nana, Riska tertawa kecil melihat ekspresi Rahman. Sedangkan Erick tersenyum jenaka.
      Ivan yang berjalan cukup jauh, tiba-tiba memutar badannya menatap Erick,
      "Apa yang kau lakukan di sana? Kau tidak masuk?" panggil Ivan.
      Erick melambai santai menjawab panggilan Ivan,
      "I am coming!" serunya.
      Erick kembali menatap Aya,