Erick mengangguk-anggukan kepalanya,
      "Menurutku itu bisa disebabkan oleh berapa alasan"Â
      "Alasan apa?" tanya Ivan.
      "Alasan yang pertama, kau menyimpan dendam pada Aya atas kejadian pemukulan waktu itu. Kau adalah seorang pangeran. Jangankan dipukul, dibentak oleh orang lain saja aku rasa kau belum pernah. Lalu ada seseorang yang ternyata berani memukulmu. Seorang gadis lagi! Masih belum cukup dengan hal itu, kau juga dipermalukan oleh gadis yang sama secara tidak lansung. Untuk pertama kalinya ada yang menyebutmu maling! Wah, Bro, harga dirimu yang begitu tinggi, tiba-tiba dihempaskan ke tanah dan diinjak-injak dengan sadis" jelas Erick.
      Ivan mengernyitkan dahinya, tidak suka mendengar ucapan Erick,
      "Kau selalu menilai sebuah masalah dengan cara yang begitu dramatis" Ivan memasukan bola dan bukunya kembali ke dalam tasnya, "Jangan terlalu berlebihan, Rick" tegur Ivan.
      "Bukan aku yang berlebihan. Tapi kau!" jawab Erick.
      Ivan menghela nafas panjang,
      "Oke. Sekarang katakan alasan yang lainnya"
      "Kau tertarik pada gadis itu namun saat ini kau sedang berusaha menyangkalnya" sambar Erick cepat.
      "Whats?!" seru Ivan kaget. "Yang benar saja! Aku tidak akan mungkin dan tidak akan pernah menyukai gadis barbar yang tidak tahu sopan santun seperti dia" Wajah Ivan terlihat dingin, "Sebaiknya kau berhati-hati dengan apa yang kau ucapkan, Rick"