Riska kemudian menatap Rahman,
      "Tapi, Man, apa benar Machiavelli bisa sejahat itu?"
      "Kalau itu sih.."
      Belum sempat Rahman melanjutkan jawabannya, Aya dengan segera memotongnya,
      "Dilihat dari karyanya itu, menurut pendapatku, Machiavelli bukan hanya jahat. Tapi dia sudah mengajarkan pada umat manusia pemikiran yang sangat berbahaya. Kebayangkan apa jadinya sebuah negara bila memiliki penguasa yang memakai prinsip Machiavelli. Bisa-bisa, akan menjamurlah penguasa-penguasa ditaktor seperti Hitler. Banyak kok yang menyatakan kalau Machiavelli itu pemikir yang berbahaya."
      "Kalau begitu, kau harus mencari buku yang kau temukan di toko buku itu sekali lagi dan kau harus memastikan untuk membacanya sampai selesai" kata sebuah suara.
      Aya, Nana, Riska dan Rahman berpaling menatap asal suara itu.
      Tak jauh dari meraka, Ivan sedang duduk santai sambil bermain game di hpnya. Sementara Erick berdiri di dekatnya, asyik memainkan bola basket.
      Erick membalas tatapan junior-juniornya itu dan lansung menunjuk ke arah Ivan.
      Ivan mematikan hpnya dan mengalihkan pandangannya menatap Aya,
      "Il Principe atau yang lebih dikenal dengan politik kekuasaan, merupakan karya yang dikarang Machiavelli pada saat ia merindukan Italia yang bersatu seperti pada masa kejayaan Roma. Saat itu, sekitar abad XVI, Italia terpecah diakibatkan seringnya terjadi perebutan kekuasaan. Hal ini tentu saja menyebabkan rakyat yang tidak bersalah menjadi semakin menderita akibat perperangan yang tak kunjung berhenti. Machiavelli menyadari fenomena ini. Saat itulah dia berpendapat, bahwa Italia baru bisa bersatu dan damai apabila muncul seorang penguasa yang kuat dan berani bertindak demi melanggengkan kekuasaannya. Menurutnya, penguasa yang kuat akan membuat musuh berfikir ribuan kali jika ingin menjatuhkan kekuasaannya"