Rahman, Nana dan Riska bertepuk tangan mendengar penjelasan Ivan. Ivan tersenyum anggun pada mereka. Sementara Aya menatap teman-temannya dengan jengkel.
      "Tapi...tapi... kenapa coba sampai saat ini, semua selalu beranggapan buruk tentang Machiavelli" bantah Aya tidak mau kalah.
      Ivan tersenyum,
      "Sama seperti pepatah kita 'gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga'. Karena Il Principe lebih terkenal karena kontroversinya, maka Discorsi pun tenggelam dalam bayangnya"
      Aya seperti masih ingin membantah, namun dengan cepat Rahman menengahinya,
      "Sudah, Ay. Apa yang dijelaskan oleh Pangeran Ivan itu benar kok. Aku juga pernah baca. Sebenarnya negara yang jadi impiannya Machiavelli itu adalah yang tertuang dalam Discorsi. Sementara Il principe, adalah gambaran nyata pemerintahan Italia saat itu. Perebutan kekuasaan yang sering terjadi, membuat Machiavelli memikirkan cara agar negaranya bisa kembali damai. Menurutnya Il Principe akan bisa menjawab tantangan itu" jelas Rahman.
      Aya menatap Rahman dengan berang,
      "Kamu ini sebenarnya belain siapa sih, Man?! Kamu teman aku atau dia?!" tanya Aya sambil menunjuk Ivan.
      Rahman menatap Aya sambil geleng-geleng kepala,
      "Lo itu ada-ada saja ya, Ay. Apa hubungannya pertemanan dengan sejarah?! Aku hanya menyampaikan apa yang ku baca di buku kok. Tidak ada hubungannya dengan siapa teman siapa"
      Nana menganggukan kepalanya membenarkan Rahman,