Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Serenade, Senja dan November

21 November 2020   08:30 Diperbarui: 21 November 2020   08:36 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masuk kelassss," seru Piyung dengan nada kesal.

"Iyeee," jawab Mei santuy.

Piyung bergegas menarik tangan Mei yang belum selesai menghabiskan mie ayam, begitu terdengar dentang bell sekolah.

Sumpit dari tangan Mei yang terlempar mengenai jilbabnya pun tak dipedulikan Piyung, terbayang olehnya jika sampai terlambat masuk kelas, apalagi kelas pak Rudy yang terkenal sebagai guru killer.

Didalam kelas, ternyata belum ada sosok guru killer tersebut dan murid-murid pun masih belum duduk sempurna, masih bercanda wara wiri didepan kelas.

"Cun, siapa sih yang tiap jam istirahat maen di studio," tanya Mei, pada Acun teman sebangkunya.

"Steven, anak IPS," jawab Acun.

"Ganteng ga?" Tanya Mei lagi, penasaran.

Acun membetulkan posisi duduknya, sambil menunjuk wajahnya sendiri ia berkata, "ancur, gantengan ini lah."

"Ini apa?" Jawab Mei.

"Yaaa..ini!" Ujar Acun yang masih mengacungkan jari telunjuk kearah wajahnya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun