Tapi percayalah Steve,
Titik dimana kita pernah bersama, aku tidak ingin mengakhirinya dengan kesedihan.
Aku mau, kita berhenti pada titik dimana kita tidak meninggalkan luka satu sama lain.
Untuk itu aku pergi, tanpa kata.
Aku lemas Steve, mungkin akan ku lanjutkan catatan ini esok.
Mainkan sebuah lagu Steve, aku belum mau tidur.
Meila.
Tetesan air mata Steven membuat sepucuk surat itu kembali basah, sepucuk surat terakhir dari Mei.
Piyung memeluk erat Steven dari belakang, menguatkan suaminya yang tengah didera rasa bersalah dan patah hati.
Malam itu, Steven tidak lagi menyentuh gitarnya, takut membangunkan Mei yang sudah tenang dalam tidur panjangnya.
******