Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Serenade, Senja dan November

21 November 2020   08:30 Diperbarui: 21 November 2020   08:36 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Steven yang sebenarnya tak ingin membahas itu pun tak punya pilihan lain, ia pun berkata, "aku udah datang lamar kamu, tapi kamu tahu apa yang aku terima dari keluarga kamu, lagipula kita belum lulus, Mei."

"Apa, itu silaturahmi bukan melamar, Steve," jawab Mei dengan yakin.

"Ya, gitu lah pokoknya," ucap Steven seperti menghindari obrolan lebih jauh.

"Bikin ayahku percaya, Steve," ucap Mei.

"Aku sudah datang, aku sudah bicara dan memohon tapi ahh," Steven kembali ragu untuk berbicara lebih serius.

"Ayah mau kamu serius," kembali Mei menegaskan.

"Aku serius, kalau bisa bawa orang tua pasti aku lakukan Mei, tapi aku tak bisa," Steven menjawab dengan nada sedikit keras.

"Kamu tahu aku anak panti," tutupnya pelan.

"Ayah tak perduli itu, dia cuma ingin lihat kesungguhan kamu," ucap Mei dengan tegas.

"Bibit bebet bobot, aku benci kata-kata itu," Steven menjawab seperti mengomel sendiri.

Mei yang tidak begitu senang pada jawaban Steven, melepaskan genggaman tangannya dan cemberut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun