"Mei, saat ini dalam kondisi kritis, sudah seminggu ini koma."Â
"Dimana dia?" Buru-buru Steven balik bertanya.
"RS harapan, 303 VIP" dan sambungan telepon pun terputus.
Disebuah lorong rumah sakit, Steven sudah tiba dengan terengah-engah menemui seorang lelaki yang entah dia harus bagaimana bersikap, "suami Mei" nama yang tak enak terdengar ditelinga Steven.
"Steven" ucapnya seraya mengulurkan tangannya.
"Bakrie" balas lelaki tersebut.
"Bisa aku bertemu Mei?" Pinta Steven pada Bakrie.
"Sudah terlambat, Mei baru saja.." Bakrie tidak dapat melanjutkan kata-katanya, air matanya terlihat mengalir meskipun sedikit tertahan.
Steven seketika lemas tak berdaya, menarik nafas panjang dan dalam hatinya pun remuk redam tak tentu rasa.
"Aku ingin melihatnya," lirih Steven meminta.
"Tak perlu, ia titip ini untuk kamu," jawab Bakrie seraya menyerahkan sepucuk surat.