Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Selamat Tinggal Mey

19 Juni 2016   20:58 Diperbarui: 10 April 2022   04:56 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rhe mengerutkan dahinya.

"Saya?"

"Iya! Siapa lagi. Di sini tidak ada orang yang berdiri selain kamu. Duduk!" perintah wanita itu dingin.

Dengan ragu, Rhe menarik kursi dihadapan wanita itu dan mendudukinya dengan perlahan.

"Kamu yang namanya Rhe?"

Rhe mengangguk pelan.

"Saya gak suka kamu dekat-dekat dengan anak saya."

Deg, Jantung Rhe seakan berhenti berdetak.

"Anak yang bodoh. Lima tahun di tinggalkan tidak membuatnya jera." Wanita itu bergumam. Rhe mengerutkan keningnya.

"Kamu tahu. Saya jauh-jauh datang ke sini, bukan untuk disuguhi drama yang tidak layak untuk dinikmati." Wanita bermata tajam itu membelai pohon lidah mertua yang berdiri kaku.

"Kamu itu siapa? Pikir baik-baik. Kamu itu tidak selevel dengan putra saya. Sampai kapan pun saya tidak akan merestui hubungan kamu dengan putra saya. Camkan itu!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun