Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Selamat Tinggal Mey

19 Juni 2016   20:58 Diperbarui: 10 April 2022   04:56 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Gadis berkulit sawo matang itu mengusap goresan luka di lengannya yang telah mengering. Malam ia mendapatkan luka itu adalah malam dimana ia akhirnya memutuskan sebuah hal besar dalam hidupnya.

Baru saja Nara menelepon dan meminta Rhe untuk mengurusi pembukuan yang terbengkalai. Meyda menawarkan diri untuk mengantar namun Rhe menolak dengan halus.

Tak lama berselang, ponselnya berdering. Sebuah nomor tak di kenal muncul di sana. Rhe langsung mengangkat nya tanpa rasa curiga sedikit pun.

"Halo." terdengar suara serak itu.

Jantung Rhe seperti berhenti berdetak.

"Kamu keras kepala juga ya, masih saja berhubungan dengan Nara."

Rhe diam mendengarkan.

"Kamu mau tahu akibatnya apa?"

"Siapa ini?"

"Itu tidak penting, satu pesan untuk kamu, mulai detik ini berhati-hati lah." ancam suara itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun