"Lantas demi kebahagiaan Jessie kamu mengorbankan aku? Pegawai rendahan kamu ini? Memperlakukan ku seenak perut kamu demi menutupi rasa bersalah kamu terhadap adik kamu? Apa bedanya kamu dengan Mama kamu yang telah memisahkan kamu dengan orang yang sangat kamu cintai lima tahun yang lalu itu Mey?" Rhe naik darah.
Meyda terperanjat mendengar apa yang baru saja Rhe katakan.
"Bukan begitu Rhe, Aku... "
Rhe memotong kalimat Meyda yang menggantung.
"Satu hal Mey, kalian sudah keterlaluan, memperalat Mama kalian sendiri demi satu tujuan yang mungkin beliau tidak ketahui?"
"Aku tidak tahu tentang hal itu. Itu Jessie. Aku baru tahu ketika dia bercerita padaku keesokan harinya." Sahut Meyda lemah.
Meyda menunduk dalam sambil memainkan mug kopinya.
"Lalu dengan terpaksa kamu ikut bermain di dalamnya, untuk membayar rasa bersalah kamu terhadap Jessie ?"
Meyda diam.
"Mey, aku sangat menghormati kamu sebagai atasan ku. Aku mencintai pekerjaan dan kedai kopi ini. Tapi aku tidak bisa berada di sini lagi. Aku harus pergi."
Meyda mengangguk.