Rhe mengerutkan dahinya.
"Saya?"
"Iya! Siapa lagi. Di sini tidak ada orang yang berdiri selain kamu. Duduk!" perintah wanita itu dingin.
Dengan ragu, Rhe menarik kursi dihadapan wanita itu dan mendudukinya dengan perlahan.
"Kamu yang namanya Rhe?"
Rhe mengangguk pelan.
"Saya gak suka kamu dekat-dekat dengan anak saya."
Deg, Jantung Rhe seakan berhenti berdetak.
"Anak yang bodoh. Lima tahun di tinggalkan tidak membuatnya jera." Wanita itu bergumam. Rhe mengerutkan keningnya.
"Kamu tahu. Saya jauh-jauh datang ke sini, bukan untuk disuguhi drama yang tidak layak untuk dinikmati." Wanita bermata tajam itu membelai pohon lidah mertua yang berdiri kaku.
"Kamu itu siapa? Pikir baik-baik. Kamu itu tidak selevel dengan putra saya. Sampai kapan pun saya tidak akan merestui hubungan kamu dengan putra saya. Camkan itu!"