Aku perlahan kembali ke dapur. Sangat ingin sebenarnya bertanya, kenapa harus malam lagi, apa ada lembur kah? Apa lagi sesibuk itu di kantor kah? Tidakah dia berpikir tentang aku? Perasaanku? Keinginanku? Aku menelan semua pertanyaan itu.
Dan pagi itu setelah sarapan. Menjelang keberangkatan suamiku. Aku memberanikan diri.
”A, hari ini apa boleh mawar ke rumah ibu? Nanti malam ibu ketempatan pengajian di rumah, maunya bantu-bantu ibu ” mintaku lirih, pelan mengamati reaksi suamiku. Beberapa saat aku menunggu jawabnya. Melihatnya membenarkan posisi spion motor dan beberapa berkas bawaannya.
“ Kok nggak ngomong dari semalam?” tatap sumiku. Aku tercekat, bagamana bisa? Belum sempat membahasnya dia sudah membelakangiku. Aku terdiam.
“Yah sudah, tapi sore dah pulang yah!” lanjutnya. Aku mengangguk.
Tiba-tiba...tanpa terduga dia berdiri tepat di depanku. Dia menatapku dan membuatku kikuk.