“Euuu..ehm..baik..biasa aja..” jawabnya canggung Ah aku mulai yakin yang disampaikan Mbak Sarah benar. Bahwa suamiku sudah di PHK. Tapi aku harus memastikannya.Aku hanya mengangguk-angguk.
“Bagaimana di rumah ibu tadi..? “ tanyanya pelan. Aku segera menjawabnya dengan semangat. Kuceritakan semua. Terkecuali pertemuanku dengan Mbak Sarah. Dengan senyum termanis kuakhiri ceritaku. Dan saat itu aku tau dengan tepat dia sekilas menatapku. Entah apa yang dirasakannya.
Seperti biasanya, tidak banyak percakapan yang terjadi. Suamiku segera beristirahat. Aku menatapnya seperti biasa. Tidurnya yang segera pulas. Suamiku lelah..batinku. Perlahan aku meninggalkannya. Inilah kesempatanku memastikan berita itu. Dengan sangat hati-hati aku membawa tas yang belum pernah sedikitpun aku buka.
Dengan sangat perlahan aku membuka tas itu di ruang tamu. Isinya beberapa map. Satu- per satu aku membukanya. Surat lamaran! Beberapa surat lamaran dan CV. Ku rogoh saku kecil di depan tas itu. Satu amplop putih agak lusuh. Dengan antusias aku membukanya. Membacanya dengan seksama..
Kepada Marwan Hamdani. ....Saudara diberhentikan dengan hormat...... Dan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas pengabdiannya selama ini......