“Baiklah semuanya, bertanyanya sampai di sini saja. Nanti kalian bisa bertanya lagi pada jam istirahat.”
Banyak suara keluhan dan kekecewaan yang terdengar. Tiba-tiba sebuah tangan teracung lagi.
“Bu, satu pertanyaan lagi boleh? Terakhir!”
“Ya sudah. Cepat!”
“Halo, Julia. Namaku Hendrik. Oh ya, kamu cantik sekali....”
Belum selesai dia bicara, suara-suara ejekan segera ditujukan padanya. Sementara wajah Julia tampak tersipu dan senyumnya semakin manis.
“Diam dulu,” ujar Hendrik kemudian. “Eh, boleh tahu tidak, kamu sudah punya pacar belum?”
Lagi-lagi, kelas kembali dipenuhi suara riuh rendah. Sebetulnya ibu Farida sudah emosi, tapi tetap geli mendengar pertanyaan berani seperti ini. Julia menjadi malu, lantas dia menatap bu Farida. Bu Farida hanya tersenyum, menyerahkan pertanyan itu kepada Julia. Hendrik duduk tepat di belakang Jerry. Dan saat melihat ke arah Hendrik itulah dia bertatapan dengan Jerry. Jerry buru-buru mengalihkan pandangannya. Dia ketahuan sedang memperhatikan Julia. Sedangkan Julia semakin merona, semakin cantik. Meski sayup-sayup, Jerry masih bisa mendengar dia berkata, “Belum….”
****
Jerry berjalan keluar begitu bel tanda Istirahat berbunyi. Dia harus berdesakan dengan murid-murid dari kelas lain yang berhamburan ke dalam. Semuanya menuju ke tempat duduk Julia. Itu sebenarnya tempat duduk Wennendy yang tak masuk hari ini. Sebelah kanan satu bangku ke belakang dari tempat duduk Jerry. Sepanjang pagi ini dia masih belum mengajaknya bicara, padahal teman-teman di sekitarnya sudah mulai mencuri hati Julia.
Dia berjalan hingga ujung bangunan. Sepi. Hanya beberapa murid yang berdiri di sana. Masing-masing larut dengan keasyikan sendiri. Jerry melihat ke bawah. Kantin masih terlihat cukup ramai. Tapi tetap tidak seramai biasanya. Sekitar dua puluh murid lebih memilih berada dalam kelas bersama murid baru itu. Dia menoleh ke arah laut dan memperhatikan dermaga kecil yang terlihat cukup jelas dari tempatnya berdiri. Biasanya ada penduduk yang buang air besar di sana. Dan murid-murid yang melihatnya akan tertawa geli. Hari ini tidak ada seorang pun di sepanjang dermaga yang terbuat dari kayu itu. Anak-anak yang biasanya berenang juga tidak kelihatan.