Tak biasanya Hendrik begini percaya diri soal bahasa Inggris. Biasanya dia merengek-rengek hingga Jerry mau meminjamkan tugasnya. Atau dia terpaksa meminjam pada Andre yang jelas-jelas akan mengutamakan murid perempuan.
Jerry memang hampir selesai. Begitu selesai dia segera menyerahkan bukunya pada Julia dan menggeser tempat duduk Hendrik pada posisi semula. Murid-murid lain segera mengerumuni tempat Julia, bersama-sama melihat hasil kerja Jerry. Akibatnya Hendrik yang berniat merapatkan tempat duduknya dengan Julia tak punya ruang lagi. Wajahnya memberengut menahan kesal dan cemburunya. Jerry tetap duduk pada tempatnya, tenang memerhatikan teman-temannya. Memang pandangannya ke arah Julia terganggu. Tapi dia masih bisa melihat Julia tersenyum sesekali ke arahnya.
Bel berbunyi dan suara kepanikan murid-murid yang belum menyelesaikan tugasnya memenuhi seluruh kelas. Tak berapa lama kemudian seorang guru kurus dengan susunan buku-buku tebal di tangan kirinya berjalan masuk ke dalam kelas. Tangan kanannya memegang pengaris panjang dari bahan kayu. Dengan pengaris panjang itulah biasanya dia memukul muridnya seperti babi. Dan begitu penghormatan pagi selesai, dia segera meluncur dan memeriksa tugas. PLAK! PLAK! Sudah ada beberapa murid yang kena pukulannya. PLAK! Terdengar beberapa murid laki-laki mengeluh dan membantah. Guru ini, memang sering dibantah murid-muridnya. Karena dia sering tertawa di tengah-tengah marahnya. Itu lebih menimbulkan kesan lucu dibandingkan rasa takut. Dan memang, tak ada murid yang benar-benar takut padanya. Karena itu, untuk menimbulkan horor dia selalu membawa penggaris panjang ke mana-mana.
Begitu guru itu hampir mendekati mereka, Jerry memanggil Julia.
“Sudah selesai?”
“Belum. Sedikit lagi,” ujar Julia tanpa mengalihkan perhatiannya dari bukunya.
Guru itu semakin dekat ke tempatnya. Jerry mamanggil Julia sekali lagi.
“Jul, mana bukumu?”
Julia menyerahkan buku Jerry, tapi Jerry menggeleng. Lalu menunjuk buku yang sedang ditulisi Julia. Julia sedikit bingung, tapi karena sedang kalut dia menyerahkan bukunya juga. Dan buku Jerry masih berada ditempatnya.
“Mana tugasmu?” tanya guru itu pada Jerry.
Jerry dengan tenang menunjukkan buku Julia yang kini berada di atas mejanya.