Bunyi bel menghentikan percakapan teman-teman di sekitarnya. Mereka semua berjalan keluar untuk mengikuti upacara bendera. Dan setelah selesai upacara bendera, perlahan seluruh kelas penuh kembali. Sebagian murid tampak segar, sebagian lagi lesu atau masih lekat dengan wajah mengantuk. Perhatian semua murid segera tertuju pada seorang guru wanita yang masuk. Dia adalah wali kelas mereka, ibu Farida. Tapi bukan itu yang lantas memicu hiruk pikuk di dalam kelas. Seorang gadis dengan seragam yang ikut masuk ke dalam kelas bersamanya benar-benar membuat seluruh murid di dalam kelas tak bisa menahan suara mereka.
“Perhatian semuanya! Tolong berhenti bicara!”
Mata bu Farida menatap tajam menyapu pandangan dari sudut ke sudut kelas. Perlahan, suara mulai mereda. Setelah hening, dia melanjutkan kembali.
“Hari ini, kalian mendapat teman belajar baru. Ibu harap kalian bisa saling bekerja sama dan dapat berteman dengannya.”
Seluruh kelas masih tetap diam meskipun beberapa murid mulai berbisik lagi.
“Ayo Julia, sekarang kamu perkenalkan diri.”
Gadis yang baru disebut namanya itu berjalan satu langkah ke depan. Lalu setelah memandang ke seluruh kelas, dia memerlihatkan senyumnya yang merontokkan hati. Murid-murid laki-laki mulai hilang kontrol diri dan bersiul menggoda. Ibu Farida harus kembali berseru hingga semuanya kembali terdiam.
“Tolong ya! Kalian sudah SMU jangan seperti anak kecil! Kalau mau bicara angkat tangan.”
Semua diam lagi. Ibu Farida menghela napas tanda mulai kesal. Lalu, setelah yakin semua muridnya diam, dia berpaling kembali pada Julia.
“Ayo, sekarang kamu bisa memperkenalkan diri.”
Semua murid kini diam memperhatikan gadis itu.