Mohon tunggu...
No Name
No Name Mohon Tunggu... -

Seorang pria

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

2XLove (I) 2: Gadis Cantik

21 Maret 2012   02:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:41 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sudah jam tujuh lebih lima menit. Jerry meneguk susu terakhir di dalam gelasnya. Menelan sisa roti di dalam mulutnya. Dia meraih tasnya lalu berjalan ke luar. Tak lama kemudian Willy menyusulnya. Jerry menatap adiknya, tapi tak bicara apapun. Sementara Willy membuka pintu pagar, Jerry menyalakan mesin motornya. Seorang gadis berseragam SLTP lewat dan Willy menyapanya. Jerry tetap diam menyaksikan adiknya bertegur sapa dengan beberapa anak yang lewat. Terkadang dia merasa heran dengan dirinya sendiri. Kakaknya, Mitha, terkenal kesupelannya. Dan Willy, seperti yang dia tahu dan disaksikannya, juga memiliki banyak teman. Hanya dia sendiri yang susah menyapa orang. Tersenyum juga jarang.

Ibunya berdiri diam di depan pintu memperhatikan anak-anaknya dengan wajah cerah. Willy segera mendekati Ibunya saat Jerry sudah siap dengan motornya.

Cepat naik, Wil!”

Jerry menahan motornya agar tidak jatuh saat tubuh Willy yang semakin gemuk menaiki motornya.

Pergi dulu, Ma!”

Pergi dulu, Ma!”

Hati-hati. Jangan kencang-kencang”

Masih sedikit sepi. Meskipun beberapa becak tampak sedang menunggu penumpang di pinggir jalan. Para tukang becak kalau tidak duduk di sepeda kayuhnya di samping tempat duduk penumpang, maka mereka duduk di kursi penumpang sambil mengangkat kaki. Asap rokok keluar melalui sela-sela jari mereka.

Jerry menurunkan Willy beberapa meter dari pintu gerbang. Dan, dia tidak menunggu hingga Willy hilang di balik gerbang. Motornya bergerak menjauhi gerbang yang sebetulnya bisa dimasukinya. Gerbang itu, yang kini mulai dimasuki murid-murid SLTP, pernah dilewatinya hampir setiap hari selama tiga tahun. Kalau dia mau, dia bisa masuk melalui gerbang ini dan jalan terus hingga lapangan parkir SMU. Sekolah mereka masih satu lokasi. Satu yayasan. Tapi ya, seperti kebanyakan murid SMU, Jerry pun begitu. Mereka enggan melewati gerbang ini. Mungkin mereka sudah bosan tiga tahun pernah melewatinya. Atau, malas bertatap muka dengan mantan guru yang pernah menimbulkan rasa kesal dan benci di hati mereka. Tapi, bagaimanapun masih tetap ada murid SMU yang lewat gerbang ini.

Di depan gerbang SMU kini berjalan masuk beberapa murid. Kali ini satpam penjaga gerbang kembali dikejutkan Jerry. Bukan suara meminta menahan pintu seperti biasa. Tapi karena suara klakson yang berkali-kali. Tubuh satpam itu menghalangi jalan. Dia sedang tetunduk membersihkan sepatu kulitnya berwarna hitam. Mungkin karena terinjak murid yang datang. Satpam itu tampak sedikit heran tapi tetap diam. Jerry pura-pura tidak memperhatikan dan motornya melaju dengan pelan.

Begitu selesai memarkir motornya, dia menyandang tas di pundak sebelah kanan. Dan dengan tenang berjalan menuju tangga bertuliskan “tangga laki-laki”. Dia sempat melirik sekilas ke arah gerbang, tapi satpam itu tidak menyadarinya. Dengan langkah ringan, dia sampai di lantai dua. Lalu berjalan perlahan menaiki tangga menuju lantai tiga. Hmm, beberapa murid sedang berdiri di sudut gedung. Angin laut pagi memang tidak bertiup tapi pemandangannya tetap asyik dinikmati. Dia bertukar sapa dengan beberapa murid yang sudah lebih dulu di dalam kelas. Segera perhatiannya teralihkan pada suara teman-teman sekelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun