Teori ini mengatakan bahwa kepuasan kerja bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan karyawan. Jika kebutuhan terpenuhi, maka karyawan akan merasa puas. Begitu pun sebaliknya, jika kebutuhan karyawan tidak terpenuhi karyawan tidak akan merasa puas.
Teori pandangan kelompok (social references group theory)
Teori ini mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan tidak hanya bergantung pada terpenuhinya kebutuhan, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang dianggap sebagai kelompok acuan oleh karyawan, yang kemudian akan dijadikan dasar pertimbangan untuk menulai dirinya maupun lingkungannya sehingga karyawan akan merasa puas jika hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan.
Teori dua faktor dari Herxberg
Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai acuannya. Penelitian Herzberg diadakan dengan melakukan terhadap subjek insinyur dan akuntan. Masing-masing menjelaskan kejadian yang mereka alami oleh mereka baik yang menyenangkan (memberi kepuasan) maupun yang tidak menyenangkan (tidak memberi kepuasan). Kemudian dianalisis ini (content analysis) guna menentukan faktor-faktor penyebab kepuasan atau ketidakpuasan.
Teori pengharapan (Exceptancy Theory)
Teori ini dikembangkan oleh Victor H. Vroom yang kemudian diperluas oleh Porter dan Lawyer. Ketika Davis mengemukakan bahwa "Vroom explains that motivation is a product of how much one wants something and one's estimate of the probability that a certain will lead to it" Vroom mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu produk bagaimana seseorang menginginkan sesuatu dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.
Â
Â
Pernyataan di atas berhubungan dengan rumus berikut:
Valensi merupakan hesrat seseorang untuk mencapai sesuatu.