Ismail menghampiri bapak yang sednag duduk di halaman rumah.
"Pak, Ismail mau melanjutkan sekolah ke MULO, menurut bapak bagaimana?"
Bapak tersenyum, "Bapak akan memberi dukungan selalu ke Mail, apapun pilihan Mail bapak yakin itu yang terbaik untuk Mail."
"Terimakasih pak," ucap Ismail malam itu lalu ia memeluk bapak.
"Aku sepertinya akan satu sekolah lagi dengan Ismail," ucap Hamid.
Abdul mengangguk mengetahui alasan Hamid berbicara seperti itu. Hamid itu keluarga penyuka musik dan ismail pun sama jadi mereka tidak akan jauh jauh dalam hal pendidikan ataupun pertemanan Sedangkan Abdul ia harus mengikuti kemauan orang tuanya.
"Tapi sepertinya aku tidak satu sekolah sama kalian," ucap Abdul dengan mata yang muali berkaca-kaca
"Gakpapa Abdul, percaya apapun yang orang tua kamu pilih untuk kamu itu yang terbaik. Masa orang tua kamu mau buat anaknya jadi orang yang gak berguna? Gak mungki. Orang tua kamu mau kamu jadi orang yang berguna bagi bangsa ini, jadi tetap semangat kita pasti bakal ketemu lagi," ucap Ismail memberi semangat.
Hamid mengangguk setuju dengan ucapan Ismail, "Betul, orang tua kamu tahu apa yang terbaik untuk kamu. Kita pasti ketemu lagi," ucap Hamid.
Abdul menundukkan kepala lalu ia memeluk kedua teman dekatnya.
-----