Husen, Agas, Widi, Deffan, Denny, Siti, Ahmad, dan beberapa rekan kembali ke perkemahan. Tenda-tenda yang berserakkan dirapihkan dan dibereskan. Banyak jejak-jejak binatang di sana. Tanah lapang becek, rumput-rumput basah sisa hujan semalam
"Kau tahu, semalam Widi melihat hantu ketika akan membuat rute perjalanan malam," Siti mulai bercanda.
Maksudnya adalah memberi informasi kepada orang lain yang belum tahu apa yang terjadi tadi malam. Sekaligus menyindir Ahmad sang koorlap yang memilih diam di tenda.
"Syuuut jangan bahas dulu, Widi masih takut," Defan mengingatkan.
"Abang lihat juga?" Siti bertanya kepada Husen.
"Iya" Husen menjawab singkat.
"Tempat ini memang angker. Begitu kata beberapa warga yang bilang padaku pertama kali aku survey kesini." Ahmad mulai berterus terang.
"Apa? Jadi kamu sudah tahu kalu tempat ini angker?" Agas menatap tajam Ahmad.
"Iya, tapi aku pikir itu hanya omong kosong. Aku tak percaya hal begituan," ucapnya datar. Semua yang ada di sana hening. Hanya bisa menggelengkan kepala.
"Aku tahu," ujar Widi
"Widi kamu tahu apa?" Denny penasaran.