"Bang, di kegiatan besok Abang bisa hadir mendamping dari awal sampai akhir kan?" ucap Defan penuh kekhawatiran.
Sejak beberapa hari belakangan ini entah mengapa untuk menjadi ketua panitia kegiatan kali ini hatinya selalu gundah. Seolah-olah akan ada sesuatu yang buruk akan menimpanya.
"Ha ha. Kamu kenapa?" Husen tertawa, "gusar banget Fan? Tenang laaaah... Kegiatan sebelumnya kan bagus. Bisa terlaksana dengan baik. Tak ada masalah kan?"
Husen mencoba menenangkan hati juniornya.
"Tapi Bang, tempat yang kita pilih untuk perkemahan kan tempat baru. Aku belum pernah bermlam di sana. Sepanjang sejarah organisasi kita, belum pernah melaksanakan kegiatan perkemhan di sana. Atau Abang pernah?"
"Belum pernah," tukas Husen singkat.
"Lantas?"
"Lagian siapa sih orang yang kau tunjuk sebagai koorlap sehingga memilih tempat itu?" Pandangan mata Husen kosong, suaranya mulai datar. Ia menghela napas panjang. Membuang jauh-jauh sebuah rasa yang sesungguhnya sedang ia sembunyikan dari adik kelas yang kini ada di hadapannya.
Husen tahu betul bahwa Defan sedang membutuhkan sebuah keyakinan bahwa kegiatan yang akan dilangsungkan besok pagi dapat berjalan dengan baik.
"Ahmad  Sang! Ahmad yang menjadi Koorlap sekarang. Ia aktif di organisasi Pecinta Alam. Makanya aku percaya kepadanya. Bukan hanya keputusanku. Ia dipilih berdasarkan hasil rapat awal penentuan paniatia kegiatan." Defan menjelaskan Panjang lebar.
"Oh... dia..." Â Husen manggut-manggut.