Mohon tunggu...
Dian Kencana
Dian Kencana Mohon Tunggu... -

belajar hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Nada dan Johan (Sebuah Cerpen)

19 Februari 2016   11:58 Diperbarui: 19 Februari 2016   11:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ϙϙϙ

Suara sirine ambulance terdengar memecah keheningan sore. Nada kembali tersentak dari lamunannya. Entah sudah berapa lama dia berdiam di situ. Dilihatnya dari kejauhan kerumunan orang. Hatinya tergerak. Kakinya pun memburu ke arah sana jalanan sana. Entah kenapa, jantungnya tiba-tiba terkesiap. 

“Ada apa?” tanyanya pada salah seorang yang berdiri di dekat situ.

“Tadi ada seorang wanita sedang menyeberang jalan. Dia sepertinya tidak memperhatikan keadaan jalan saat hendak menyeberang. Tak tahunya, dari arah kanan ada sebuah bus yang melaju cukup kencang dan.. dan wanita itu tertabrak.”

“Apa? Di mana wanita itu sekarang.”

“Sekarang sudah dibawa ambulance ke rumah sakit. Wanita itu sepertinya tidak tertolong.” Tiba-tiba semuanya gelap setelah Nada mendengar berita itu. Dia pingsan.

ϙϙϙ

“Clara.. jika kau sudah tidak ada di sini lagi, buat apa aku hidup?” tanyanya dengan nada pedih. Bahu Nada berguncang-guncang. Ini adalah hari kelima sejak Clara dimakamkan. Hanya pertanyaan itu saja yang terus-terusan diulang oleh Nada. Mukanya terlihat tirus. Badannya Nampak kurus dan lemah. Dia hanya meringkuk di depan jendela dengan tatapan kosong.

_SELESAI_

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun