Mohon tunggu...
Dian Kencana
Dian Kencana Mohon Tunggu... -

belajar hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Nada dan Johan (Sebuah Cerpen)

19 Februari 2016   11:58 Diperbarui: 19 Februari 2016   11:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ϙϙϙ

Tergetar hati Nada demi mendengar pertanyaan itu dari balik pintu. Harapannya.. harapannya akan segera pupus jika dia tidak segera muncul. tapi, punyakah dia keberanian untuk menginterupsi pertanyaan itu? Dia sendiri tidak tahu. 

Perlahan dia buka pintu, katanya,

“Hey.. apakah ada yang aku lewatkan?” tanyanya seolah-olah tidak tahu apa-apa. Mencorong mata Johan melihat Nada muncul. benar-benar tamu yang tidak diharapkan, batinnya gusar. Tapi di luaran, sedapatnya dia menahan diri. Dia tidak mau rencananya memperistri Clara gagal hanya karena dia tidak bisa menahan diri. Dia tahu, Clara orang yang cukup jeli. Dia pun berharap perubahan raut wajahnya luput dari pandangan gadis berbakat itu. 

“Ooh.. ke mana saja kau, Nada? Aku merindukanmu. Sudah beberapa hari ini kamu tidak datang menjengukku. Kukira.. kukira kau marah padaku.” Ungkap Clara dengan nada lega. Tersentuh juga perasaan Nada mendengar itu. Segera dia songsong sosok yang sedang terkulai lemah di atas tempat tidur rumah sakit itu. Dia peluk dengan begitu hati-hati, seolah tubuh Clara bisa pecah jika terlalu keras tersentuh oleh tangannya yang lembut.. 

“Aku pun juga sangat merindukanmu, Clara. Maafkan aku tidak menjengukmu. Aku ada sedikit keperluan yang tidak bisa kutinggalkan. Terpaksa aku harus menghilang untuk beberapa waktu.” Ungkapnya dengan nada lembut, begitu juga dengan tatapan mata itu.. tergetar hati Clara melihat ketulusan Nada.

Ada apa denganku? Batin Clara tidak mengerti. Bukankah Johan baru saja mengajaknya menikah dan hatinya tidak tergetar sekeras seperti saat dia melihat Nada? Apakah dia pun …? 

Johan tiba-tiba berdehem. Dia merasa tersinggung karena seperti dilupakan. Nada pun memeluk Johan sekilas saja. 

“Maaf.. aku lupa kau berada di sini.”

“Tidak mengapa. Toh akhirnya ingat juga.” Kata Johan sedapatnya menahan nada geram. Dia pun kembali berdehem sebelum akhirnya kembali melanjutkan. 

“Clara, aku menunggu jawabanmu. Apapun jawabanmu, aku akan tetap menjadi Johan-mu. Aku pergi dulu.” Katanya pamit. Dia cium kening Clara sambil membisikan kata cinta. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun