Mohon tunggu...
Dian Kencana
Dian Kencana Mohon Tunggu... -

belajar hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Antara Nada dan Johan (Sebuah Cerpen)

19 Februari 2016   11:58 Diperbarui: 19 Februari 2016   11:58 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Aku akan menanggungnya, Clara. Seluruhnya. Aku akan bertanggungjawab.” Jawab Johan. Diraihnya jemari Clara dalam genggaman. Melihat ini, Clara jadi tertegun. 

“Aku tidak mau berhutang budi lagi padamu.” Katanya tanpa menarik jemarinya. 

“Aku tidak ingin kau merasa demikian.”

“Tapi aku tidak bisa.” Kata Clara sambil sesenggukan. Benar-benar dia merasa lemah. Benar-benar lemah. Baru dia sadari kalau selama ini tiada tempat dia bersandar. Tiba-tiba dia merasa kesepian dan takut. 

“Aku tidak akan membiarkanmu sendirian, Clara. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri.”

“Sejak kapan? Apakah sejak saat ini?” Tanya Clara dengan nada tersinggung. Johan menggeleng. 

“Sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah jatuh hati padamu. Aku selalu ingin berada di dekatmu. Menemanimu. Menjagamu. Tidakkah kau menyadari ini?”Tanya Johan dengan suara sedih. Makin deras saja airmata Clara demi mendengar pengakuan itu. 

“Johan.. maafkan aku.”

Perlahan Johan bangkit dari tempat duduknya lalu dia memeluk Clara. Didiamkannya saja lelaki itu. Bukankah selama ini Johanlah yang selalu ada disaat dia butuh? Mengingat itu semua, Clara bertambah sedih. Sedih karena menyadari ketololannya selama ini. dia selalu menganggap dirinya pintar. Tak tahunya dia tidak bisa menebak isi hati sahabat kecilnya itu. 

“Clara.. aku tahu ini mungkin bagimu bukan waktu yang tepat.. tapi aku ingin menunjukkan padamu betapa besar rasa sayangku padamu.” Kata Johan. Dia menghela nafas panjang sebelum akhirnya kembali melanjutkan. 

“Clara.. maukah kau.. maukah kau menikah denganku?”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun