" Kau jangan merendahkan dirimu sendiri jika kau masih bisa berdiri , kau tidak boleh mengeluh jika kau masih bisa berusaha, dan kau tidak boleh berputus asa jika masih ada harapan." Ucapnya.
Dialah sahabatku yang kini sudah tidak ada lagi di dunia ini banyak hal yang kupelajari darinya. Jujur hari-hari setelah dia tidak ada cukup membosankan. Seperti Gilgamesh yang kehilangan Enkidu satu-satunya sahabat yang dia miliki , banyak hal yang berubah dalam diriku.
Bunyi bel berbunyi dari dalam perutku yang menandakan waktu ku di TPS sudah berakhir dan aku harus segera pergi ke Warteg Ibu Ros. Setelah mendapat uang dari Si Bos aku bergegas melangkah ke Warteg.
Saat di jalan ku temui manusia gerobak mereka sekeluarga sepertinya sedamg beristirahat. Mereka menjadi manusia gerobak biasanya karena rumah mereka atau lebih tepatnya tempat menetap mereka sudah digusur Satpol PP.
Saat memikirkanya  entah mengapa muncul kekhawatiran di hatiku. Namun karena terlalu lapar ku abaikan perasaan itu.
~ - = - ~
Ada apa dengan warteg ini dari kemarin saat aku datang  selalu kujumpai  orang-orang yang terlihat suram, karena penasaran ku bertanya ke Bu Ros " Bu di sini tempat perkumpulan Sobat Ambyar ?"
" apa itu ?"
" gak lupain , porsi biasa ya bu "
Aku duduk di sebelah seorang  bapak yang memakai jas rapi , umurnya kira-kira 30 tahun. Sepertinya baru pulang kerja tapi jarang-jarang pelanggan Bu Ros pake jas hal itu membuatku sangat penasaran.
" Pulang kerja pak" ucapku