" Namun 6 bulan terakhir di kantor ada pekerja baru ya umurnya kurang lebih sama dengan saya , orangnya terlihat ramah dan murah senyum tapi kusadari ada sesuatu yang dia sembunyikan terlihat jelas di matanya dan aku merasa tak asing dengan dia."
" Sebagai bawahan ku akui kemampuannya , selalu mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Tetapi dia seperti ingin merebut posisi manajer keuangan , saya tidak keberatan bila berkompetisi secara sehat malah lebih bersemangat dalam bekerja."
" Tapi si brengsek itu gak tau malunya menjatuhkan orang dengan cara kotor , gara-gara dia nama baik saya tercoreng dan sekarang saya dianggap seorang pencuri karena difitnah telah menggelapkan uang kantor. Saya bersumpah tak pernah mengambil seperak pun dengan cara haram."
" Tapi tak satupun teman dan atasan saya dikantor mempercayai saya dan kebanyakan hanya mengabaikan  acuh tak acuh "
" memang uang yang hilang cukup besar tapi dengan prestasi yang telah saya buat seharusnya tak perlu sampai mengeluarkan juga, mereka  setidaknya bisa memberi  peringatan terlebih dulu , bahkan ada yang mengancam melaporkan saya ke polisi ."
Ekspresi bapak itu seketika berubah seratus delapan puluh derajat ketika membahas orang yang menjatuhkannya sesekali dia menggebrak meja .
" Kenapa bapak yakin dia yang menjatuhkan Bapak nanti takutnya suudzon loh pak "
" Kan saya bilang jangan ganggu !"
" maaf "
 " bukan  bermaksud suudzon tapi dia sendiri yang mengakuinya sendiri di depan orang yang dijatuhkannya  dan menertawakan dengan puas penderitaan orang lain ."
" Saya bingung nanti pulang bilang gimana ke istri dan anak saya , saya takut mengecewakan mereka, serta bagaimana menafkahi mereka , mungkin kehidupan keluarga saya juga akan terancam."