Nggak pernah nongolnya gue di rumah Ardan, membuat gue jadi sering main di rental PS sendirian. Awalnya gue masih happy aja main sendiri. Namun, lama kelamaan bosan juga. Gue pernah mengajak salah satu anak di sana buat main, namun semuanya nggak ada yang seasyik Ardan. Gue lalu banyak melamun. Pada momen itu gue sadar, kehilangan teman mungkin adalah hal paling mengenaskan di muka Bumi.
***
SEBULAN berlalu sejak terakhir kali gue dan Ardan ketemu, dia tiba-tiba nongol begitu saja di depan rumah gue. Kala itu hari Minggu. Jam menunjukan pukul sepuluh pagi. Gue awalnya nggak tahu Ardan nyamper. Sampai Nyokap datang ke kamar gue, kemudian ngomong, "Ada si Sarang Tawon, tuh, di depan!"
'Ardan?' gumam gue dalam hati. 'Ngapain?'
Gue lalu menemui Ardan di depan pintu. "Eh, Dan. Ada apaan?"
"Ke rumah gue, yuk! Ada yang pengen gue tunjukin ke elo."
"Apaan?"
"Udah ayo ke rumah gue dulu!"
"Nggak, ah. Ntar gue ditabok lagi sama bokap lo."
"Nggak, nggak. Dia udah jinak, kok."
"Yakin lo?"