Mohon tunggu...
Dean Ardeanto
Dean Ardeanto Mohon Tunggu... Seniman - Atlet gundu profesional

Manusia biasa yang hobi menulis. Suka kentut sambil tiarap.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Masa Kecilku: Demi Bermain Playstation

8 Januari 2024   08:00 Diperbarui: 8 Januari 2024   08:01 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nah, kalo kesurupan setan kaya raya ada nggak, Ma? Aku mau, tuh, kesurupan setan model begitu."

"Setan mana ada yang kaya raya. Orang kerjaannya cuma ngegoda manusia. Kalo mao, kamu mending kesurupan tuyul aja! Kan, lumayan, tuh, cuma keluyuran tiap malem bisa dapet duit! Ntar biar Mama yang jagain lilinnya."

"Yang pake acara jaga lilin bukannya babi ngepet?"

Nyokap diam sebentar, mikir, kemudian menampik, "Ah, perasaan tuyul, deh!"

Hening.

Esoknya hujan turun dengan lebat. Gemuruh petir sesekali menyambar, membuat akar pohon di langit, membuat sebagian orang mungkin akan menutup kuping ketika mendengar gelegarnya. Gue ada di ruang tamu. Duduk melamun menatap jalanan di luar jendela yang kini dihujam peluru rintik. Nggak lama Nyokap muncul. Ia berkata, "Dari pada bengong kayak uler nelen kodok, mending kamu beliin Mama sampo di warung, gih!"

"Tapi kan di luar hujan, Ma?" jawab gue beralasan.

"Ya, pake payung, lah. Alesan aja kamu! Gih, sana cepet! Beliin Mama sampo di warung!"

Dengan bersungut-sungut, jadilah gue ke warung untuk membelikan Nyokap sampo. Di jalan pulang, gue papasan dengan teman ngaji gue, Amar, yang kala itu basah kuyup. Ia hanya memakai kaus kutang dan celana pendek. Sebuah payung dijinjingnya di tangan kanan. Badannya yang gempal, kaus kutangnya yang sempit, membuat udel bodongnya yang setara diameter kubah masjid itu mencuat ke mana-mana, seolah menantang siapa pun yang melongoknya. Nggak lama gue menegurnya ketika kami sudah mendekat. "Lu abis mandi ujan di mana, Mar?"

"Gue abis ngojek payung," jawab Amar seraya mengangkat payung yang dijinjingnya di tangan kanan.

"Ngojek payung? Di mana?"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun