Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kerja Keras, Kepercayaan, dan Kesederhanaan yang Membuahkan Kebahagiaan dan Kesuksesan

17 Agustus 2021   05:30 Diperbarui: 17 Agustus 2021   05:41 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya sudah, Tang. Besok aku naik pesawat."

"Sudah, pulsa telepon itu mahal. Kamu kirim SMS atau WA saja."

"Ya sudah kalau begitu. Maaf ya jadi ngerepotin. Sampai ketemu besok."

Aku bangun lebih pagi dari biasanya. Mata masih ingin menghindarkan dirinya dari pemandangan dunia, kepala masih ingin berbaring manis di atas bantal, tetapi semua dukungan dan bantuan yang diberikan Arman kepadaku semasa kami sekolah tentu lebih besar dan berat dibandingkan sekadar meninggalkan kasur tempat tidurku. Menggosok gigi, mandi, berpakaian rapi, semua aku lakukan untuk menyambut kedatangan Arman setelah lama kami tak berjumpa. Melihatnya datang dari penerbangan yang panjang dengan maskapai rendah biaya, aku khawatir dia lapar dan haus sehingga biskuit dan air mineral kusiapkan di pintu mobil.

Arman tiba, keluar dari terminal bandara sambil mengangkut barang bawaannya, dan langsung ke area parkir untuk masuk ke dalam mobilku. Betapa kagetnya aku ketika Arman yang dari dulu selalu tampil rapi dengan kemeja dan celana panjang kini hanya memakai kaos oblong dan celana pendek.

"Tang, kenapa mandangin kayak begitu? Buruan lah, antar aku ke gado-gado yang enak."

"Gado-gado enak? Kalau gado-gado di Gajah Mada, mau?"

"Nah, denger-denger di tempatku, kalau ada yang baru datang dari Jakarta, gado-gado di situ paling enak. Sudahlah, hayuk ke sana."

"Tumben, Man. Celana pendek, habis ini mau ke pantai? Aku siap mengantar."

"Bukan, Tang. Lihat saja nanti."

Kami sampai di rumah makan gado-gado, aku dan Arman duduk berhadapan. Seorang gadis bercelemek datang membawa buku menu dan menunggu kami memesan makanan. Arman membukanya, dilihatnya setiap halaman, dengan cepat dia menunjuk satu per satu yang ada di sana. Sungguh sang gadis bingung, apakah yang dia hadapi di depannya adalah seorang manusia normal atau justru singa yang sedang lapar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun